Indra Kusumah, S.Psi., MSi., CHt., lahir di Tasikmalaya, 21 Juli 1981 silam.  Selain sebagai konsultan, ia juga menjabat sebagai Ketua Divisi Informasi dan Dokumentasi P2TP2A Jabar, serta Sekjen di organisasi Kepemudaan Gema Keadilan Jabar.  Suami dari Efri Widianti, S.Kep.,Ners.,M.Kep.,SpJw.,(36) ini menuturkan bahwa, kiprahnya menjadi konsultan dimulai pada tahun 2001, saat mahasiswa mengikuti TFT (Training For Trainer) yang diselenggarakan oleh TRUSTCO dan ILNA Learning Center.


Sejak saat itu, Indra sering menjadi trainer di acara-acara kampus dan sekolah. Sejak mahasiswa, ia sudah bergabung di LMT (Lembaga Manajemen Terapan) TRUSTCO hingga sekarang.


“Saya senang berinteraksi dan berbagi ilmu dengan sebanyak mungkin orang lain.  Sejak kecil, saya sudah terlibat dalam dunia pendidikan. Saat kelas 1 Tsanawiyyah, sepulang sekolah hampir tiap hari saya mengajar di Madrasah Diniyyah Al Ishlah di kampung saya, yaitu di Cibatur, Mangkubumi, Tasikmalaya.  Dunia konsultan dan pelatihan juga sesuai dengan pendidikan saya di Fakultas Psikologi Unpad”, cerita Indra kepada BB.


Jika dihitung dari awal sebagai mahasiswa tahun 2001, maka berarti sudah 17 tahun Indra jadi trainer.


Dulu, ia bercita-cita jadi guru, karena menurutnya, guru yang berdedikasi, maka anak-anaknya akan berhasil. Ia berkeyakinan demikian, karena keberkahan orang tuanya yang juga menjadi guru.


Keunikan di bidang ini (read: konsultan) adalah, bisa memfasilitasi pengembangan diri banyak orang, dan juga pengembangan berbagai lembaga, baik instansi pemerintah, perusahaan, kampus, sekolah, yayasan dan sebagainya.


Keuntungan yang diperoleh adalah, ia diundang ke berbagai pelosok negeri, bahkan ke luar negeri, sehingga bisa belajar berbagai hal baru di sana.


Ayah dari M. Jundurrahman (10), M. Fahmi Al Abqory (8),  M. Faiz Al Ajwad (6) dan M Khalifah Al Banna (3) ini mengklaim bahwa,  sudah ada beberapa hasil karya ilmiah / buku yang dihasilkannya.


Di antaranya adalah, buku Risalah Pergerakan Mahasiswa, yang merupakan ringkasan ide dan gagasan saat aktif dalam pergerakan mahasiswa, yakni sebagai Presiden BEM UNPAD.


Indra Kusumah juga menulis buku “Keajaiban MotivAksi”, yang menjadi referensi dalam pelatihan-pelatihan motivatornya. Ia bersama tim TRUSTCO Jakarta, terlibat pula dalam penyusunan buku modul “Pelatihan Kepemimpinan Pemuda” dari Kemenpora RI.


“Dalam proses pelatihan, banyak kesan yang didapat, di antaranya adalah, ketika memberikan pelatihan bagi mahasiswa Malaysia di Kuala Lumpur. Kadang, bahasa Indonesia dan bahasa Melayu di sana ada perbedaan makna untuk kata yang  sama, sehingga sering terjadi mispersepsi. Pengalaman lainnya adalah, ketika saya memberikan pelatihan untuk karyawan baru Bank Kalsel, yang puncaknya walking on the fire.  Namun, yang paling membahagiakan bagi saya adalah, ketika materi pelatihan yang saya sampaikan, dapat memberi dampak perubahan positif bagi peserta. Selesai pelatihan, kadang ada yang menghubungi saya untuk menyampaikan terima kasih, dan menceritakan manfaat dari pelatihan yang diperoleh terhadap dirinya. Itu jauh lebih membahagiakan saya melebihi apapun,” cerita Indra Kusumah.


Diakuinya pula,  pengalaman menarik yang dialami selama menggeluti profesi konsultan/trainer adalah, ketika ia diundang menjadi trainer di Kementerian Kominfo RI.


Di antara peserta yang hadir, terdapat dosen pembimbingnya sewaktu mengikuti pendidikan S2. Juga ketika Indra Kusumah diundang ke berbagai daerah di Indonesia, selain dapat berbagi ilmu, ia juga mendapatkan ilmu serta wawasan baru.


Pengalaman negatif pasti ada, yakni ketika sedang memfasilitasi pelatihan, tiba-tiba listrik mati. Atau ketika ada masalah teknis di laptop maupun sound system di saat pelatihan berlangsung.


Namun, pelatihan harus tetap berjalan, sehingga Indra menyebutnya petako (pelatihan tangan kosong).


Penganut moto hidup “Kewajiban lebih banyak dari waktu yang tersedia” ini menyatakan bahwa, baginya, dunia konsultan dan pelatihan adalah dakwah, sarana menebar kebaikan. Jadi, Insya Allah ia akan menjalaninya sampai akhir hayat.


Manfaat yang dirasakan Indra dalam menggeluti profesi sebagai konsultan/trainer adalah, ia bisa berinteraksi dengan berbagai macam orang dan lembaga, bisa saling belajar dari banyak orang, dan bisa berkeliling ke daerah-daerah di Indonesia, sekaligus mempelajari hal-hal baru.


“Saya juga aktif sebagai pengurus P2TP2A Jawa Barat, dan saya mendapat amanah sebagai Ketua Divisi Informasi dan Dokumentasi P2TP2A Jabar. Di P2TP2A, kita berjuang mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta membantu korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk di dalamnya adalah TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang).  Selain itu, saya pun aktif di organisasi kepemudaan Gema Keadilan Jabar sebagai Sekjen”, ungkapnya.


Indra Kusumah menyebutkan, upaya yang dilakukannya untuk meningkatkan kualitas diri serta profesi adalah, dengan membaca buku-buku yang kita butuhkan, bukan hanya buku yang kita sukai.


Juga bergaul dengan orang-orang yang ahli dalam bidang kita, sehingga bisa saling belajar, serta mengikuti pelatihan dari trainer lain, yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan diri kita.


Selain itu, Indra mengambil kuliah lagi untuk bidang ilmu-ilmu baru, khususnya psikologi.


“Kedepannya, saya mungkin ada rencana untuk banting stir ke ranah politik, karena wilayah politik itu sejatinya adalah wilayah pengabdian. Aktifitas pengabdian kepada masyarakat, tidak harus dibenturkan dengan aktifitas kita selama ini. Keduanya bisa jalan beriringan,” ucap Indra Kusumah.


Dikatakan pula oleh Indra bahwa, dunia pelatihan terus berkembang. Senantiasa akan ada ilmu baru dan pelatihan baru oleh trainer-trainer baru pula setiap tahunnya.


Dunia konsultan dan pelatihan menuntut kita untuk menjadi seorang pembelajar ulung. Jika kita berhenti belajar, maka saat itu pula kita akan berhenti untuk tumbuh dan berkembang.


“Di Indonesia, yang perlu dibangun adalah karakter (character building) dari semua orang, baik pemerintah maupun rakyat. Akar dari pembangunan karakter adalah keluarga. Maka, membangun ketahanan keluarga menjadi kebutuhan setiap orang”, ungkapnya.


Untuk membenahi kondisi di Indonesia, modalnya sudah diberikan oleh Allah SWT, yaitu hati, akal dan fisik.


Tinggal bagaimana kita mengoptimalkan anugerah dari Allah SWT tersebut, sehingga optimalisasi hati dapat menjadikan kita sebagai pribadi berprinsip, optimalisasi akal bisa menjadikan kita sebagai pribadi bervisi, serta optimalisasi fisik yang dapat menjadikan kita sebagai pribadi profesional.


“Proses pembelajaran dan pengembangan diri, merupakan proses tanpa batas selama kita menjalani hidup. Batasnya adalah kematian,” pungkas penggemar warna biru ini kepada BB.      (E-018)***


Source: http://bisnisbandung.com/2018/04/05/h-indra-kusumah-s-psi-msi-cht-berhenti-belajar-maka-saat-itulah-kita-berhenti-tumbuh-dan-berkembang/